Ir Sri Meliyana : “Penanganan Stunting Butuh Kesadaran Gizi dan Peran Bersama”

Rabu, 30-Juli-2025, 21:33


PAGAR BATU – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Lahat, Hj. Ir. Sri Meliana menegaskan bahwa menurunkan angka stunting bukanlah pekerjaan yang mudah dan instan, melainkan memerlukan proses panjang, edukasi berkelanjutan, serta keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat.

“Menurunkan angka stunting bukan seperti membalikkan telapak tangan. Perlu peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang serta cara mengolah makanan bergizi,” ujarnya dalam kegiatan Sosialisasi Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), Rabu (30/07/2025).

Menurutnya, program DASHAT hadir sebagai upaya konkret dalam memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan calon pengantin agar memahami pentingnya gizi seimbang dan pola konsumsi sehat.

“Melalui DASHAT, masyarakat tidak hanya diberikan pemahaman, tetapi juga dilibatkan langsung dalam pengelolaan dapur sehat, termasuk pemanfaatan bahan pangan lokal. Ini tentu mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga,” jelas Sri Meliana.

Ia menambahkan, pemanfaatan bahan pangan lokal yang mudah didapat dan terjangkau menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan mengolah makanan bergizi, tetapi juga membentuk generasi penerus yang sehat dan berkualitas.

“Pemenuhan gizi seimbang adalah kunci. Harapan kita, keluarga berisiko stunting dapat memperoleh asupan yang cukup, sehingga risiko pertumbuhan terhambat dapat ditekan,” tukasnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berkualitas (Dalduk dan KB) Kabupaten Lahat, Reyno Delfiansyah, SIP, MM mengungkapkan, Desa Pagarbatu berhasil meraih Juara 1 Provinsi dan masuk 10 besar nasional dalam Program Kampung KB tahun 2023.

“Di tahun 2025, Desa Pagarbatu kembali ikut serta dalam lomba Kampung KB tingkat nasional. Oleh karena itu, perlu terus diberikan pembinaan dan peningkatan kapasitas bagi kader DASHAT terkait pemenuhan makanan bergizi untuk atasi stunting,” ucap Reyno.

Senada dengan itu, Camat Pulau Pinang, Anthoni Hakman, SE, MM mengungkapkan bahwa wilayahnya mencatatkan penurunan signifikan kasus stunting. Dari 13 keluarga berisiko, kini tinggal 8 kasus.

“Stunting ini kami anggap seperti COVID-19, yang harus ditangani dengan pendekatan intensif dan pendampingan agar tidak menjadi beban mental bagi masyarakat. Target kami, ke depan Pulau Pinang bisa mencapai zero kasus stunting,” tegasnya.

Dari pihak provinsi, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan, dr. Fahrina menambahkan bahwa penanganan stunting membutuhkan dukungan penuh dari seluruh pihak, termasuk kader dan pendamping keluarga.

“Kader perlu diperkuat agar pemahaman tentang menu gizi seimbang benar-benar sampai kepada keluarga. Kecamatan Pulau Pinang sebenarnya memiliki potensi luar biasa, tinggal dimaksimalkan agar stunting bisa ditekan hingga nol,” katanya.

Ia menekankan bahwa stunting bukan hanya menjadi beban bagi keluarga, tetapi juga negara.

“Anak yang stunting berpotensi mengalami gangguan kesehatan berkepanjangan, kesulitan belajar, dan hambatan dalam dunia kerja karena kondisi fisik yang kurang mendukung,” tutup Fahrina.

(YOKI)

Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

Loading poll ...

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater