Selasa, 29-April-2025, 22:03
Geramat – Kurun waktu dua bulan terakhir, puluhan kerbau warga Kecamatan Merapi Selatan, mati mendadak. Jumlah kerbau warga yang mati tersebut diprediksi mencapai sekitar 40-50 ekor. Tragedi puluhan kerbau warga yang mati mendadak tersebut, diduga karena terserang wabah penyakit ngorok atau penyakit Septicemia Epizooti
Andi Sucitera, tokoh masyarakat di Kecamatan Merapi Selatan mengungkapkan, tragedi kerbau warga mati mendadak tersebut sudah terjadi sekitar dua bulan terakhir. Jika dirangkum, sudah ada sekitar 40-50 ekor kerbau warga yang mati bangkai. Belum lagi ditambah dengan jumlah sapi yang terpaksa mati disembelih, karena sudah terlihat gejala serupa.
“Kerbau warga ini matinya berserakan di banyak tempat, karena mayoritas kerbau ini diliarkan. Ada yang mati di kubangan, ada yang mati di kebun warga, mati di hutan, ada juga yang mati di aliran sungai,” ungkap Andi Sucitera, Senin (28/4/2025).
Kejadian ini dikatakan Andi, sudah ia sampaikan ke pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti. Karena jika terkesan lambat, seluruh hewan ternak kerbau dan sapi warga bisa terancam mati semua.
“Saat ini, setiap hari, ada saja kerbau warga yang disembelih. Saya berharap, Bidang Peternakan bisa sigap, tangani dengan serius, tidak menjadikan momen pengobatan ini sebagai kegiatan seremonial saja,” kata mantan anggota DPRD Lahat periode 2019-2024 ini.
Sementara, Febri, salah satu peternak kerbau di Kecamatan Merapi Selatan mengungkapkan, saat ini sudah ada tujuh ekor kerbau miliknya yang mati bangkai, lima ekor mati disembelih dan dua ekor yang terpaksa dijual murah. Kondisi ini sudah terjadi dengan hewan ternaknya sejak satu bulan terakhir. Dirinya berharap, pihak terkait segera kembali lakukan pengobatan.
“Mulanya terlihat hidung kerbau banyak lendir. Jika sudah begini, jaraknya hanya bekisar 4 jam akan mati. Saat hidung berlendir, kerbau mencari tempat berendam, kejang-kejang, lalu mati mendadak. Kendala kita, menangkap kerbau tersebut, karena bisa memakan biaya Rp 1 juta per ekor. Tapi jika memang akan ada pengobatan dan waktunya sudah ditentukan, kita siap mengandangkan hewan ternak kita itu,” ungkapnya.
Disisi lain, Kabid Peternakan, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Lahat, Adi Sulistiyono menerangkan, matinya kerbau warga tersebut kerena terserang penyakit SE (ngorok). Penanganannya hanya melalui pengobatan saja. Kondisi ini sebelumnya di Desember 2024, juga sempat terjadi di Kecamatan Tanjung Tebat, tapi berhasil cepat ditangani.
“Kita sudah dua kali lokasi (Merapi Selatan), yang sakit ada yang sudah kita obati, yang sehat kita beri vitamin. Tapi persoalannya, kerbau warga ini banyak yang diliarkan. Kita tidak mampu melayani jika ternak warga diliarkan, setidaknya kerbau tersebut sudah ditangkap dan dikandangkan,” terang Adi.
Adi berharap, peternak, pemerintah desa dan kecamatan bisa bekerjasama dengan pihaknya dalam lakukan pengobatan. Dengan cara menentukan jadwal dan mengandangkan hewan ternaknya. Karena dengan jumlah tenaga yang terbatas, pihaknya tidak bisa berulang kali hanya berikan pelayanan untuk satu kecamatan saja.
“Penyakit ini tidak bahaya untuk manusia, tapi bisa ikut menyerang sapi dan kambing. Awal mula penyakit ini karena terbawa dari luar. Untuk itu, peternak kami imbau tidak menjual hewan kerbaunya jika melihat terindikasi penyakit, sehingga penyakit tersebut tidak menyebar ke wilayah lain,” harap Adi Sulistiyono.
(YOKI)
LAHAT - Selasa, 29-April-2025 - 22:04
selengkapnya..
MERAPI SELATAN - Selasa, 29-April-2025 - 22:03
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 29-April-2025 - 22:02
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 29-April-2025 - 22:02
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 29-April-2025 - 22:01
selengkapnya..
MERAPI BARAT - Selasa, 29-April-2025 - 22:00
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 29-April-2025 - 21:59
selengkapnya..
MERAPI BARAT - Selasa, 29-April-2025 - 21:59
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 29-April-2025 - 21:58
selengkapnya..
LAHAT - Minggu, 27-April-2025 - 20:11
selengkapnya..
LAHAT - Minggu, 27-April-2025 - 20:10
selengkapnya..
LAHAT - Minggu, 27-April-2025 - 20:09
selengkapnya..
LAHAT - Minggu, 27-April-2025 - 20:08
selengkapnya..
LAHAT - Minggu, 27-April-2025 - 20:06
selengkapnya..
KIKIM TIMUR - Sabtu, 26-April-2025 - 16:18
selengkapnya..
MERAPI BARAT - Jumat, 25-April-2025 - 20:06
selengkapnya..
KIKIM TIMUR - Jumat, 25-April-2025 - 15:31
selengkapnya..
MERAPI BARAT - Jumat, 25-April-2025 - 15:30
selengkapnya..
LAHAT - Jumat, 25-April-2025 - 15:29
selengkapnya..
PULAU PINANG - Jumat, 25-April-2025 - 15:28
selengkapnya..
KIKIM SELATAN - Rabu, 23-April-2025 - 23:51
selengkapnya..
KIKIM SELATAN - Rabu, 23-April-2025 - 23:50
selengkapnya..
KIKIM SELATAN - Rabu, 23-April-2025 - 23:48
selengkapnya..
KIKIM SELATAN - Rabu, 23-April-2025 - 23:47
selengkapnya..
KIKIM SELATAN - Rabu, 23-April-2025 - 23:45
selengkapnya..
PSEKSU - Rabu, 23-April-2025 - 23:43
selengkapnya..
LAHAT - Rabu, 23-April-2025 - 21:53
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:08
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:07
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:07
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:06
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:05
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:04
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 22:02
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 21:52
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 21:51
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 21:50
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 21:48
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 21:47
selengkapnya..
LAHAT - Selasa, 22-April-2025 - 21:46
selengkapnya..